PERANAN SISTEM INFORMASI DALAM MENINGKATKAN MUTU
PENDIDIKAN DI INDONESIA
Tulisan ini hanya akan membahas tentang peranan sistem
informasi akademik yang sekarang ini banyak digunakan dalam dunia pendidikan
dari segi penggunaannya dalam menunjang peningkatan mutu pendidikan di
Indonesia.

Menurut Reisnic(2002), ketika orang berpikir mengenai
pendidikan dan pembelajaran, mereka umumnya memiliki pertanyaan yang menyangkut
informasi apa yang paling penting untuk dipelajari? Cara apa yang paling baik
digunakan untuk metransformasikan informasi dari pengajar ke peserta ajar? Dan
bagaimana cara yang terbaik untuk menyampaikan informasi yang mudah dipahami
dan dipelajari?
Sedangkan Menurut Karsidi(2000), masalah pokok yang
dihadapi pendidikan di Indonesia antara lain mengenai peningkatan mutu,
pemerataan kesempatan pendidikan, dan relevansi pendidikan dengan pembangunan
nasional. Masalah tersebut membutuhkan penyelesaian selain cara konvensional
yang dikenal selama ini. Secara umum aplikasi sistem informasi dalam pendidikan
diharapkan mampu melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Dapat
menyebarkan informasi secara luas, seragam dan cepat.
2. Dapat
membantu, melengkapi dan menggantikan tugas guru bila diperlukan.
3. Dapat
menunjang kegiatan belajar masyarakat serta mengajak partisipasi masyarakat.
4. Dapat menambah
keanekaragaman sumber maupun kesempatan belajar.
5. Dapat menambah
daya tarik untuk belajar.
6. Dapat
menghemat biaya
Semula teknologi pendidikan dipandang hanya berperan
pada taraf pelaksanaan kurikulum di kelas. Sementara konsepsi baru yang akan
digunakan menghendaki teknologi pendidikan sebagai masukan (input) bahkan sejak
tahap perencanaan kurikulum. Dengan demikian bentuk teknologi pendidikan yang
akan diterapkan sudah harus dikaji sejak perencanaan kurikulum.
Pemilihan teknologi dalam pendidikan akan membuka
kemungkinan untuk lahirnya berbagai alternatif bentuk kelembagaan baru yang
menyediakan fasilitas belajar. Serangkaian kriteria pemanfaatan teknologi dalam
pendidikan, antara lain: harus dijaga kesesuaiannya (kompatibilitas) dengan
sarana dan teknologi yang sudah ada, dapat menstimulasikan perkembangan
teknologi dan ilmu pengetahuan, serta mampu memacu usaha peningkatan mutu
pendidikan itu sendiri. Dengan demikian, adanya penerapan suatu teknologi dalam
pendidikan akan sangat mungkin terjadi perubahan besar-besaran dalam interaksi
belajar mengajar antara sumbersumber belajar dengan pelaku belajar.

Berbagai permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan
saat ini telah mampu diatasi dengan pemanfaatan jaringan komputer yang mampu
menyajikan fasilitas komunikasi, pertukaran data maupun informasi yang cepat
dan akurat, dan membuat jarak diantara pemakai menjadi tidak penting.
Dengan keberadaan jaringan pemakai dapat berbicara dalam bentuk text dan
audio visual, variasi fasilitas yang dapat diberikan oleh suatu jaringan sangat
tergantung pada jenis dan versi aplikasi yang digunakan dan tentu harus
didukung dengan kondisi hardware yang memadai sebagai suatu prasyarat dalam
penggunaan software aplikasi.
Sistem informasi akademik merupakan solusi yang paling
banyak digunakan dalam mengelola data-data akademik lembaga pendidikan yang ada
di Indonesia. Selain mempermudah proses pengelolaan data, sistem informasi ini
juga memperkecil biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh lembaga terkait.
Hal ini sangat sesuai dengan kondisi perekonomian negara yang tidak menentu
sekarang ini.
Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya,
penggunaan sistem informasi akademik itu sendiri dapat dijadikan sarana yang
sangat menguntungkan bagi peserta didik yang tidak mungkin mengikuti proses
akademis secara langsung, seperti melakukan proses registrasi, atau proses
belajar mengajar di kelas.
Sesungguhnya sistem informasi akademik tidak bertujuan
untuk menggeser sistem konvensional yang sudah ada sebelumnya. Bagaimanapun
juga proses lama tersebut masih perlu digunakan dalam beberapa proses
pembelajaran seperti tatap muka antara siswa dengan pengajarnya.
Menurut Riyana(2004), sebagai bagian dari
pembelajaran, teknologi informasi memiliki tiga kedudukan, yaitu sebagai
suplemen, komplemen, dan substitusi. Peserta didik tidak memiliki kewajiban
untuk mengakses materi pembelajaran melalui teknologi informasi sehingga
disebut sebagai suplemen. Namun peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan
memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
Teknologi informasi dikatakan berfungsi sebagai
komplemen atau pelengkap bila materi pembelajaran pada sistem informasi
diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik
di dalam kelas.
Sehubungan dengan hal ini, ada 3 alternatif model
kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih para mahasiswa, yaitu apakah mereka
akan mengikuti kegiatan pembelajaran yang disajikan secara konvensional saja,
atau sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan
sepenuhnya melalui internet. Alternatif model pembelajaran manapun yang akan
dipilih oleh para mahasiswa tidak menjadi masalah dalam penilaian. Keadaan yang
sangat fleksibel ini dinilai sangat membantu para mahasiswa untuk mempercepat
penyelesaian perkuliahannya. (Riyana, 2004).
Hingga saat ini telah dikembangkan sistem informasi
akademis dalam berbagai bentuk. Mulai dari sistem informasi yang dapat diakses
melalui internet, intranet maupun sms. Aplikasi yang dikembangkan juga memiliki
fungsi antara lain untuk melihat nilai, mengambil bahan kuliah, kuliah online,
hingga proses registrasi yang semuanya bisa dilakukan melalui internet, sms,
maupun koneksi yang lain.
Manfaat dari penggunaan sistem informasi akademik juga bermacam-macam.
Mulai dari penanganan masalah administrasi pada saat penerimaan mahasiswa baru,
pengelolaan data akademik mahasiswa, pelaksanaan kegiatan perkuliahan,
manajemen sumber daya serta proses pengambilan kebijakan dari eksekutif yang
semuanya dapat dilakukan secara lebih efektif dan optimal dengan
menggunakan sistem informasi.

Seperti teknologi lain yang telah hadir ke muka bumi
ini, TI juga hadir dengan dialektika. Selain membawa banyak potensi manfaat,
kehadiran TI juga dapat membawa masalah. Khususnya Internet, penyebaran
informasi yang tidak mungkin terkendalikan telah membuka akses terhadap
informasi yang tidak bermanfaat dan merusak moral. Demikian juga dengan
penggunaan sistem informasi akademik. Karenanya, penyiapan etika siswa juga
perlu dilakukan.
Seperti sudah dibahas sebelumnya, bahwa teknologi
informasi merupakan teknologi bantuan untuk membantu peningkatan mutu
pendidikan. Maka dapat dikatakan bahwa proses konvensional masih merupakan poin
yang paling penting dalam dunia pendidikan. Proses inilah yang dapat membantu
memberikan masukan bagi pengajar atau pengurus lembaga mengenai kualitas
peserta didiknya.
Pengembangan sistem informasi akademik biasanya dibuat
berdasarkan analisis kebutuhan peserta didik akan kemudahan mendapatkan
fasilitas-fasilitas dari lembaga pendidikan. Tentunya parameter ini memberikan
lingkup yang terlalu luas bagi pengembangan sistem informasi itu sendiri.
Parameter ini terkait pada permintaan manusia yang selalu menginginkan
kemudahan dari permasalahan yang didapatinya. Selain itu, permasalahan dalam
dunia pendidikan juga semakin berkembang dan mengalami perubahan-perubahan
setiap waktu.
Permasalahan lain muncul ketika peserta didik sudah
mulai dimanjakan dengan berbagai kemudahan yang diberikan oleh sistem informasi
akademik. Ketika sistem tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau
ketika sistem tersebut memiliki suatu kekurangan dalam fitur, peserta didik
pasti akan kecewa dan kepercayaan terhadap lembaga pendidikannya pasti akan
menurun. Padahal sistem informasi akademik dibuat hanya untuk membantu
memudahkan saja, tetapi tidak menghapus proses konvensional yang ada. Namun
jika pengguna sistem tidak dipersiapkan mentalnya secara baik, maka yang
terjadi bukannya memandang sistem informasi akademis itu dari sudut pandang
positif, namun malah akan membuat mereka malas untuk melakukan proses-proses
konvensional ketika diperlukan.

Sistem Informasi Akademik memang dibutuhkan untuk
memberikan kemudahan bagi SDM untuk meningkatkan daya saing lulusan serta
produk-produk akademik lainnya.
Dengan adanya pengembangan sistem informasi akademik
diharapkan dapat meningkatkan pelayanan di lingkungan perguruan tinggi terutama
dalam bidang administrasi, sehingga implementasi dari pengembangan sistem
informasi tersebut dapat digunakan secara maksimal dan berjalan dengan lancar,
serta mengikuti perkembangan jaman. Penggunaan layanan internet berupa website
untuk layanan data akademik memungkinkan mahasiswa dapat mengakses data
akademik secara mudah, cepat dan akurat. Melalui internet, seluruh data
akademik yang dibutuhkan dapat diakses dengan mudah tanpa membutuhkan waktu
yang lama.
Pemanfaatan sistem informasi akademik juga harus
disertai dengan kesiapan mental dari penggunanya agar perkembangan teknologi
informasi dapat berjalan seiring dengan perkembangan manusia yang dewasa.
Referensi
Wardana, 2010. Proposal Perancangan Sistem Informasi Akademik (SIM PT)
Berbasis Database EPSBED. Buton : Universitas Muhamadiyah
Karsidi, Ravik. 2000. Penerapan Teknologi Untuk Peningkatan Mutu
Pendidikan. Bahan ceramah di Universitas Sebelas Maret Surakarta
Muslim. Teknologi Informasi dalam Pendidikan. Bandung : UPI
Wahid, Fathul. 2005. Peran Teknologi Informasi dalam Modernisasi.
Yogyakarta : UII
Riyana, Cepi. Peranan Teknologi Dalam Pembelajaran.
Resnick, M. (2002). Rethinking Learning in the Digital Age – Chapter 3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar